![]() |
Sabun dari limbah minyak jelantah Dokumentasi pribadi |
Hidup itu memang unik ya,
Jadi inget dulu waktu mau masuk sekolah menengah, kepengen banget
masuk ke SMK jurusan multimedia atau ilmu komputer. Sayangnya dulu gak bisa
sekolah di tempat itu karena jarak dari rumah ke sekolah itu terlalu jauh. Tahun
2006 sekolah seperti ini baru ada beberapa di sekitar Citeureup dan Cibinong,
Kabupaten Bogor dan lokasinya lumayan rawan karena melewati jalur yang sepi
penduduk, kalau hari ini ya jangan ditanya ramainya kaya apa.
Karena sekolah yang terlalu jauh itu, akhirnya saya sekolah di
tempat yang tidak terlalu jauh dari rumah, di SMKN 1 Gunung Putri, jadi anak
gunung wkwkkw. Ini adalah sekolah menengah kejuruan yang pada saat itu ada 4
jurusan teknik. Teknik Kimia, Teknik Elekto, Teknik Mesin dan Teknik
Logam&Gelas. Jujur waktu itu gak tahu mau masuk jurusan apa karena semuanya
teknik padahal saya maunya multimedia. Akhirnya memilih Teknik Kimia dengan
asumsi masih agak nyambung ketimbang mengambil jurusan teknik yang lain.
“udah kecebur, tanggung basah, lanjutin aja berenang”
Itu yang sering saya ucapkan ketika ada yang bertanya mengapa
melanjukan ke Politeknik AKA Bogor, kampus yang berfokus dengan ilmu kimia. Sebenarnya
saat ikut Ujian Masuk Bersama tahun 2009 saya diterima di Universitas Negeri
Jakarta, tapi tidak saya lanjutkan dan memilih di AKA Bogor.
Awal masuk kampus AKA lumayan bikin pusing, hampir setiap hari
harus berhadapan dengan perhitungan dan senyawa-senyawa kimia hahaha buat saya
yang sebenarnya dominan otak kanan ini, belajar kimia itu bikin badan jadi
kurus bahkan typus wkwkwkwk fix ini alay.
Jujur saja nilai saya selama di kampus itu mayoritas rantai karbon
hahaha (Cuma anak kimia yang paham maksudnya). Lulus dengan IPK 3,01 itu sudah
sujud syukur banget ternyata saya bisa lulus dari Politeknik AKA Bogor yang
bikin pusing itu hahaha. Setelah lulus saya di terima bekerja di salah satu
perusahaan pengolahan limbah industri, kemudian di tahun kedua setelah lulus
saya diterima di sebuah perusahaan tambang timah. Hal ini tidak mungkin terjadi
selain atas izin Allah, karena nilai-nilai selama di kampus itu “gak banget”
bagi anak-anak science.
Seiring berjalannya waktu, ternyata ilmu kimia itu banyak
manfaatnya ketika kita mampu memahami dengan baik, baru sadar ketika sudah
lulus (telat memang) dan mulai mencintai ilmu ini ketika sudah berkerja. Semua hal
yang ada di dunia banyak mengandung senyawa kimia dan itu asik saat kita
memahami ternyata MSG itu tidak berbahaya selagi masih dalam kadar yang rendah
atau setidaknya kita memahami mengapa tidak boleh terlalu sering makan sate dan
masih banyak hal lainnya yang juga bisa membuat kita menambah pengetahuan juga
menjaga kesehatan.
Ilmu kimia bisa dikatakan sebagai ilmu pengetahuan pusat karena
menjembatani ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika, biologi dan geologi. Saya
merasa ini semua penting untuk di ketahui oleh orang banyak, tapi sayangnya
ketika mendengar kata “kimia” saja orang langsung takut karena pasti bikin
pusing. Untuk itu saya ingin mencoba memberikan pemahaman dengan cara-cara yang
sederhana. Hidup itu unik kan? Padahal dulu saya sama sekali tidak terpikir
menjadi seorang Chemist. Sekarang bertekad menyederhanakan pemahaman-pemahaman
tentang kimia dengan cara yang termudah. Selebihnya hanya ingin menyebarkan dan
mengamalkan ilmu yang diketahui. Bantu saya memberatkan timbangan kebaikan di
yaumil mizan yak hihihi….
Semenjak mulai fokus menjalani hidup yang minim sampah, banyak hal
yang bisa dihubungkan dengan ilmu kimia sepeti reaksi yang terjadi pada proses
pengomposan. Setidaknya saya memahami mengapa bisa terjadi pembusukan dan
senyawa apa saja yang ada disana. Semakin hari semakin mencari solusi agar
mengurangi pembuangan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), salah satunya adalah
minyak jelantah. Minyak hasil atau minyak sisa proses penggorengan ini bersifat
karsinogeni, berpotensi menyebabkan kanker bila digunakan untuk menggoreng
masakan, selain itu ketika dibuang langsung ke alam akan merusak lingkungan.
Kali ini, saya akan mencoba memberikan informasi terkait
pemanfaatan limbah minyak jelantah menjadi sabun cuci piring atau cuci baju.
Apa itu Minyak
Jelantah?
Pada dasarnya minyak goreng itu baik untuk digunakan sebagai media
penghantar panas untuk mencapai tingkat kematangan pada masakan. Namun perlu
diperhatikan bahwa minyak goreng hanya baik digunakan maksimal 3-4 kali
penggorengan. Nah minyak yang sudah digunakan berulang ini disebut dengan
minyak jelantah. Pada proses menggoreng, minyak yang dipanaskan menggunakan api
dengan derajat panas tertentu akan menghasilkan terjadinya oksidasi, hidrolisis
dan dekomposisi minyak. Pemanasan dan paparan oksigen akan mempercepat
terjadinya oksidasi minyak goreng membentuk peroksida, kemudian menjadi aldehid
dan komponen radikal bebas sehingga jika minyak digunkan berulang kali dapat merusak
komponen beta-karoten pada minyak. Minyak yang sudah membentuk radikal bebas inilah
yang berpotensi menyebabkan kanker.
Mengapa
harus di kelola?
Minyak
jelantah adalah minyak goreng bekas pakai yang sebenarnya adalah limbah yang
mengandung senyawa-senyawa bersifat karsinogenik yang dapat memicu terjadinya
kanker. Senyawa karsinogenik ini timbul ketika minyak dipakai atau dipanaskan
saat menggoreng. Hal ini membuat minyak jelantah berbahaya jika dikonsumi dan
dibuang langsung ke lingkungan karena berpotensi menjadi limbah B3 (bahan
beracun dan berbahaya). Apabila tidak dikelola dengan baik, kandungan senyawa
dengan karakteristik sebagai limbah B3 membuat minyak jelantah berpotensi
meracuni ekosistem, mengganggu keseimbangan BOD (biological oxide demand)
dan COD (chemical
oxide demand) pada badan-badan yang sangat berperan menopang
kehidupan biota.
Bagaimana cara mengelola Limbah Minyak Jelantah?
Minyak
jelantah bisa diolah menjadi biodiesel, sabun cuci piring, sabun cuci tangan
dan sabun cuci baju sehingga bisa memiliki nilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Untuk skala rumah tangga bisa diolah menjadi sabun karena proses yang dilakukan
lebih sederhana dibanding biodiesel.
Bahan-bahan membuat sabun :
- Minyak jelantah 500 gram
- Air 190 gram
- Soda api (NaOH) 65-70 gram
- Arang 10 gram untuk 500 gram Minyak Jelantah
Peralatan
membuat sabun :
- Baskom plastik
- Sendok
- Whisker atau pengocok telur
- Wadah tahan panas
- Timbangan digital
- Spatula
- Cetakan sabun
- Termometer
Peralatan keamanan :
- Kaos lengan panjang
- Sarung tanga
- Kacamata/safety googles
- Masker
Cara
membuat :
Proses
penjernihan minyak jelantah, proses ini dilakukan untuk menghilangkan racun
yang ada dalam minyak jelantah menggunakan arang yang membara.
- Saring minyak jelantah yang akan digunakan
- Simpan dalam baskom atau panci berbahan stainless.
- Barakan arang ( 100gr arang untuk 500 gr minyak bekas) di atas api.
- Setelah arang merah membara, angkat dan celupkan ke dalam minyak hingga terendam. Pada proes ini akan keluar uap/asap, jadi sebaiknya pakai masker
- Diamkan minimal selama 2x24 jam
Catatan :
Untuk
menghilangkan bau bisa ditambahkan pewanngi buatan atau menggunakan daun
pandan.
Cara
membuat sabun dari limbah minyak jelantah :
Gunakan
minyak yang sudah dijernihkan untuk proses pembuatan sabun.
- Saring minyak yang sudah direndam arang dengan saringan yang dilapisi baju/kaos bekas
- Timbang 500 gram Minyak Jelantah yang sudah
disaring
- Timbang 190 gram air
- Timbang NaOH (Soda Api) 65-70 gram
- Masukkan soda api ke dalam air (JANGAN
TERBALIK, berbahaya)
- Dinginkan larutan sampai suhu ruang. Diamkan kurang lebih 30 menit, dengan suhu sekitar 30-32˚C. Pada proses ini akan menghasilkan reaksi eksoterm atau rekasi panas. Jangan lupa gunakan masker dan sarung tangan
- Campurkan lauratan soda api yang sudah dingin dengan Minyak Jelantah
- Aduk sampai kental dan berwarna lebih pucat
dari sebelumnya, akan dihasilkan cairan
seperti susu kental manis atau adonan kue. Ha-hati Ketika mengaduk dan
tetapi gunakan pengaman. Adonan sabun dapat terciprat ke muka atau badan ketika
mengaduk, jadi lakukan pelan-pelan saja.
- Setelah trace atau kental seperti susu kental
manis berarti adonan siap dituang ke cetakan yang sudah disiapkan. Jika mau
tambahkan pewangi atau pewarna bisa di
tahap ini. Pewangi berupa fragrance oil atau pewangi apa saja.
- Diamkan selama 2 hari, kemudian keluarkan dari
cetakan dan di angin-angin selama 3 minggu. Dan sabun bisa digunakan.
Bagaimana cara penggunaan sabun tersebut?
- Jika menggunakan mesin cuci, maka sabun jelantah diparut terlebih dulu menggunakan parutan keju. Ukurannya yaitu untuk 7 liter air tuangkan 5 sendok makan sabun, jika pakaian dominan berwarna putih silahkan tambahkan baking soda sebanyak 5 sendok makan juga.
- Untuk cuci piring, silahkan potong kecil-kecil seperti bentuk dadu kira 4x4 cm, masukkan ke wadah untuk mencuci piring.
- Untuk mencuci lantai, bisa sikat lantainya diberikan sabun lalu sikat lantai yang kotor, kemudian bilas.
- Untuk mencuci tasn pun sama dengan menyikat lantai.
Catatan :
- Soda api selama disimpan dalam tempat tertutup dan kering bisa bertahun- tahun dipakainya. NaOH atau soda api ini sangat mudah diperoleh tidak harus ke toko kimia, di toko material/bahan bangunan juga bisa dan harganya sangat murah, via online juga banyak. Sebaiknya kalau sudah menguning jangan digunakan lagi ya..
- Sekali lagi JANGAN SENTUH soda api/air campuran soda api dengan TANGAN TELANJANG. Selalu gunakan alat keselamatan ketika bekerja dengan soda api. Pertolongan pertama saat tanpa sengaja kita terkena cipratan cairan soda api adalah dengan cara segera mencuci bagian tubuh yang terkena dengan air mengalir sampai rasa gatal yang ditimbulkan hilang dan tetap tenang ya...
- Sebelum melakukan proses pembuatan sabun jauhkan dari anak - anak, sebaiknya diberi pengertian terlebih dahulu untuk tidak mendekat ya untuk mengurangi potensi bahaya terciprat cairan soda api.
- Saat melakukan pembuatan sabun ini pastikan kita berada di ruangan terbuka atau ruangan dengan sirkulasi udara, jangan di ruang tertutup dan ber AC.
- Air bisa diganti air lerak atau air rebusan pandan yang sudah diblender dan disaring/ air kopi
- Adonan yang teksturnya masih lembek menunjukkan bahwa saat pengadukan kurang rata, jadi pastikan saat mengaduk benar-benar rata. Semua minyak sudah tercampur dan tekstur seperti susu kental mani.
- Soda api dapat dibeli di toko kimia atau beli di online shop, harganya kisaran 28.000-30.000/kg.
Mungkin itu yang dapat saya berikan,
ini juga hasil diskusi dengan teman yang pernah mengikuti pelatihan. Untuk sabun
dari minyak jelantah ini dapat dikatakan aman jika digunakan, meskipun tetap
perlu uji laboratorium, namun dapat dikatakan ini aman karena bahan yang
digunakan tidak berbahaya. Minyak jelantah sudah dibersihkan dengan arang dan
soda api, memang di sabun cuci komersil itu mengandung soda api. Sabun yang kita
gunakan sehari-hari juga mengandung soda api.
Oke.. mulai sekarang jangan langsung
buang minyak jelantah ke lingkungan ya, bahaya!
Selamat mencoba!
Wah..tips menarik nih. Dulu pnh praktek.pas SMA ..skrg lupa. Hihi..salam kenal dari www.archabella.com
BalasHapusAyo kaa dicoba, lumayan ngurangin biaya beli sabun wkkwk
Hapusminyak bisa jadi pembersih ya, unik sekali, karena kan biasanya minyak itu salah satu yang sulit dibersihkan
BalasHapusBisa ka.. karena ada NaOH nyaa
HapusJadi ingat jaman jadi guru SMK praktikum di Laboratorium, ngajarin murid2 bikin sabun dari jelantah. Eh btw soda api alias NaOH itu dari Merck, perusahaan tempat kerja suamiku selama 11 tahun ini hehe..
BalasHapusHahhaa teteh mah kuduna geus khatam nu kos kieu wkkwkw
HapusKeren banget nih bikin sabun dari minyak jelantah. Ide yang cukup anti mainstream yah tapi menarik hehe..
BalasHapus.
https://www.jajan-nae.com/
Selamat mencoba mba
HapusUlalalaaaa, seruu nih kalo minyak jelantah bisa didaur ulang dan jadi sesuatu yg bermanfaat
BalasHapusmakasiii sharingnyaaa
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ayo coba di rumah mba nurul heheehe
HapusSeru banget mba.. Baru tau kalau minyak jelantah bisa didaur ulang jadi sabun cuci. Bermanfaat banget jadinya. Adikku juga SMK jurusan teknik kimia. Dia sering bikin-bikin kayak gini, kemarin dia habis bikin sabun mandi dari minyak kelapa murni.
BalasHapusBtw aku dulu juga SMK mba, jurusan informatika kayak yang mba pengen itu hihi..
Kwkwkw iya aku pengen banget jurusan itu.. cobain mba di rumah biar ngurangin dana beli sabun hahaha
HapusAku udah lama nggak buang minyak jelantah ke saluran pembuangan di rumah. Aku kumpulkan, tapi nggak dibikin sendiri. Aku kasih ke teman yang aware dan menjadi pengepul untuk didonasikan di sebuah yayasan yang nantinya akan digunakan untuk bikin sabun, dan lainnya
BalasHapusKeren.. memang seharusnya beginu mba, jadi gak membahayakan lingkungan kita
HapusAku juga lulusan Kimia, hehehe...tapi masih suka abai sama si rantai karbon inih..
BalasHapusHahah...parahnya, malah uda lupa sama sekali.
Mudah-mudahan sering nulis beginian yaa..
Biar aku makin rajin re-fresh ilmu kimiaku lagi.
Akuupunn sedang merefresh mba hahaha... siap.... sama2 belajar yaaa kita
HapusWaah...ternyta minyak jelantah bisa diolah jadi bermacam produk ya. Aku juga suka ngumpulin minyak jelantah tapi biasanya sh, kalo udah terkumpul dikasihin ke orang
BalasHapusCoba mba bikin di rumah ehheheh praktekin
HapusBaru tahu minyak jelantah bisa jadi sabun. Kirain disaring lagi buat jadi minyak. Makanya suka heran kenapa orang pada ngumpulin minyak jelantah ternyata ada gunanya juga ya. Hebaaattt...
BalasHapusHihihi... judulnya ketika limbah menjadi berkah hahaha
HapusWaduh baru tau loh mbak kalo gaboleh buang minyak jelantah sembarangan. Sebahaya itu ya.
BalasHapusDan ternyata minyak jelantah bisa diolah jadi something yang bermanfaat & bisa digunakan lagi. Kece nih!
Ayoo mba mulai coba di rumahnya hehheehe
HapusSelama ini kalau ada sisa minyak jelantah selalu saya buang di pojokan rumah mba dekat batu-batu. Baru tahu kalau bisa dibuat sabun.
BalasHapusWaah menarik, bahan²nya ada...tinggal soda api dan arang yang gak ready stok. Ku baru tau ternyata minyak jelantah malah berguna jadi sabun
BalasHapusDi tempalu tinggal ibu ibu PKK sounding ke ibu ibu nih, mba. Supaya minyak jelantah dikumpulin di botol. Nanti ada ambil, klo ga salah 1kg minyak jelantah diganti dengan harga 1000 rupiah
BalasHapusAslinya ya Mba memang semuanya berkesinambungan ya tidak terpisahkan.
BalasHapusKeren memanfaatkan limbah minyak jelantah. Ibuku banget ini Mba begini.
Wah keren ya kalau bisa mengolah sendiri dan bisa memanfaatkan limbah minyak jadi hal lain yang lebih manfaat.
BalasHapusaku menggunakan minyak diushakan banget tidka ada sisa, jadi jarang ada minyak jelantah. kalo pun ada, posisinya tetap di kualis aja, jadi harus habis dan gak boleh lama
BalasHapusdulu pernah ada pelatihan mengelola minyak jelantah ini bahkan ada penampungan minyak jelantah deh di Ibu Pofesional Lampung. Keren kalau bisa produksi sendiri ya.
BalasHapus