
Bermula dari Arya yang meminta saya untuk mencari tiket
penerbangan promo ke Lombok, dia tau kalau saya ini pemburu tiket promo hahaha…
dua tiket promo sudah dipesan dengan harga yang terlatif murah saat itu.
Rp700.000 pulang pergi (tahun 2015). Tiga hari setelah membeli tiket promo,
Arya meminta saya untuk membatalkan tiket tersebut karena temannya batal untuk
berangkat ke Rinjani.
Waktu itu Arya, Saya dan Falah kebetulan memang sedang
berada di rumah saya yang biasa mereka jadikan tempat singgah setelah
berkegiatan di luar. Falah yang mendengar Arya ingin membatalkan tiket akhirnya
memutuskan untuk ikut bersama Arya pergi ke pulau 1000 masjid itu. Mereka sudah
membicarakan destinasi yang akan mereka kunjungi. Mendengar hal tersebut saya
yang hanya sibuk mencari tiket untuk mereka merasa tergiur, bagaimana tidak,
Rinjani adalah surganya para pendaki. Saat itu kami masih aktif ikut pendakian
di sebuah komunitas.
“gue ikut juga dong” ucap saya memotong obrolan asik mereka.
Keduanya langsung menoleh dan beberapa menit sempat terdiam, seakan sedang
menegaskan apakah benar yang saya ucapkan barusan.
“iya, gue ikut. Enak aja lu berdua nyusahin gue doang buat
nyari tiket tapi gue gak diajak”. Lanjut saya menegaskan.
Pada akhirnya kami bertiga sepakat berangkat ke Rinjani. Kami
mulai menyusun itinerary, bertanya kepada yang sudah pernah kesana dan mencari
informasi lainnya terkait basecamp dan transportasi. 5 hari 4 malam kami
berencana disana. cukup untuk berkeliling Lombok.
Kami berangkat pukul 18.00 dari bandara Soetta menuju
bandara Lombok dengan lama perjalanan 2 jam. Sesampainya di
bandara, kami dijemput oleh rekan dan anak dari Pak Nursaat. Penduduk asli Lombok
yang tinggal di dekat Senaru, salah satu gerbang masuk pendakian gunung
Rinjani. Lapar, lelah dan ternyata dari bandara menuju senaru membutuhkan waktu
kurang lebih tiga jam. Ditengah perjalanan rekan Pak Nursaat (saya lupa namanya
hahaha) mengajak untuk mencoba ayam taliwang, makanan khas Lombok yang terkenal
di manca negara.
![]() |
Foto gagal (ngeblur) iseng fotoin mereka yang baru pertama kali naik pesawat wkwk |
Tentu saja kami tidak menolak, perut udah gak bisa diajak
kompromi, cacing-cacingnya udah mulai konser hahaha…. Dengan harga Rp 25.000
kami mendapatkan 1 porsi nasi, ayam, sayuran dan es jeruk. Harga yang sepadan
dengan rasa yang lumayan. Sayangnya saya lupa foto, saking laparnya kwkwk
Perjalanan kami lanjutkan menuju basecamp Pak Nursaat di
Senaru. Pukul 21.00 kami sampai dikediaman beliau, kami langsung beristirahat
untuk melakukan pendakian keesokan harinya.
Hari ke-1
Pendakian Pos 1 - Pos 3
Pagi itu kami bangun pukul 05.00 untuk melaksanakan sholat
subuh, kalian tahu rasannya terkena air di pagi hari yang dekat dengan kaki
gunung? Puncak Bogor pun kalah dinginnya, hahaha…
Sempat ada rasa ingin
menarik selimut lagi tapi gerbang masuk Senaru sudah melampaikan tangannya. Sebelum
berangkat, kami sarapan nasi goreng dengan porsi super besar yang disajikan
oleh Istri Pak Nursaat. Seharusnya itu untuk porsi berdua, tapi anehnya saya
habis sendiri. Mungkin efek cuaca hahahah ngeles.
![]() |
Deuter Family wkwkwk |
Kami memilih rute perjalanan naik dari sembalun turun via
senaru. Rute ini kami pilih berdasarkan pengalaman orang yang sudah lebih dulu melakukan pendakian ke
Rinjani dan juga berdasarkan hasil mbah gugel. Hehehe..
Ternyata memang yang mereka tuliskan di dunia maya bahwa
Rinjani adalah surganya pendaki itu benar, kami baru saja hendak melakukan
perjalanan tapi sudah disajikan dengan pemandangan yang luarbiasa indah dan tak
bisa terlukiskan.
Waktu itu kami mendaki bersama dengan para turis hahhaha
sejujurnya kami sendiri gak tau kalau ternyata hari itu ada event pendakian
bersama yang bertujuan untuk clean up. Rinjani Cleanup yang berlangsung tanggal
1-5 April. Event ini dihadiri oleh pendaki-pendaki dari berbagai negara. Kalau kata
Falah "yudahlah rezeki bisa ketemu bule-bule".
Kami menggunakan jasa porter, sebenarnya bukan untuk membawa
barang-barang kami tapi lebih kepada menjadi guide kami. Meskipun si Bapak
porter ini jalannya lebih cepat dari kami wkwkwk. menggunakan jasa porter menjadi pilihan kami karena dari kami bertiga belum ada yang pernah menginjakan kaki di Gunung Rinjani dan belum tau jalurnya seperti apa. Jasa ini kami gunakan sebagai petunjuk sekaligus membawa sebagian barang kami.
Perjalanan dari gerbang Sembalun (pos 1) menuju pos 2 ini
cendrung landai serta bisa ditempuh dengan waktu yang relative sebentar,
sekitar 1 jam. Sepanjang perjalanan terhampar vegetasi savana.
Pukul 12:00 kami berada di pos 3, makan siang dan lagi-lagi
bersama mas mas dan mbak mbak bule hehehe… makan siang dan sholat berjamaah. Di
pos 3 kebetulan hanya kami bertiga yang termasuk pendaki lokal (selain porter
dan guide). Sholat berjamaah kami menjadi tontonan untuk mereka hehehe..
Makan siang yang sudah kami beli sebelum mulai pendakian ini
memang sangat membantu karena kami tidak perlu memasak dahulu dan membuat kami
menghemat waktu. Perjalanan dari pos 2 menuju pos 3 ini memakan waktu kurang
lebih 2 jam.
Foto yang diambil entah berapa kali wkkwwk nasib tukang foto ya begini. Fotoin orang bagus, kalo difotoin pasti kurang bagus |
Nih.. giliran foto mereka mah bagus wkwkwk |
Abis makan, kekenyanga. sempet-sempetnya tidur hahaha... Makasih loh, foto candidnya wkwkwk |
Kami melanjutkan perjalanan menuju pelawangan sembalun. Perjalanan
kurang lebih membutuhkan waktu 5 jam. Rinjani memang gilaa! Pemandangan yang
disajikan membuat lelah kami tidak terasa, padahal jalanan terus menanjak. Kami
melewati 7 bukit penyesalan yang terkenal itu.
Dari sebelum mendaki kesini, saya sering mendengar ucapan
orang tentang 7 bukit penyesalan. Mereka
bilang itu adalah perjalanan terbaik dan tidak akan pernah bisa terlupakan. Saya
semakin Penasaran! Dalam perjalanan dari pos 3 menuju pelawangan sembalun, sebelum
meminta izin untuk mendahului kami, sang porter menyampaikan bahwa sebentar
lagi kita akan melewati 7 bukit penyesalan.
Lihat bukit di depan kami? itulah yang akan kami lewati hihi... |
“nanti cari aja ya tendanya warna biru di pelawangan
sembalun, saya duluan, nanti saya buatkan makan malam sekalian” ucap Bapak
Porter yang saya lupa siapa namanya wkwkwk
Bapak porter itu pun langsung menghilang dari pandangan
kami. Hahhaha memang usia beliau lebih tua dari kami tapi fisiknya tidak diragukan
lagi, mampu menaklukan jalur pendakian Rinjani.
Ngomong-ngomong Saya masih penasaran mengapa dinamakan 7
bukit penyesalan dan seperti apa wujudnya. Sampailah kami di hadapan 7 bukit
penyeselan. Ohh tenyata ini….
***
Tujuh Bukit Penyesalan
Bukit yang panjang dan menanjak sebanyak 7 bukit (katanya) yang super
menguras tenaga dan jujur emosi kita sangat diuji disini. Beruntung kami hanya
bertiga, entah terbayang kalau jumlah kami lebih banyak. Mungkin ada yang ingin
lebih dulu sampai dan ada yang sangat kelelahan.
Terkdang,
gunung itu adalah tempat dimana kita bisa melihat sifat asli seseorang.
Seberapa setia kepada teman seperjalanannya biasanya akan terlihat saat ia
melakukan pendakian. Saya kira ini mitos belaka, tenyata memang terbukti.
beruntung dua laki-laki yang bersama Saya ini tetap saling beriringan.
Dua,
tiga, empat bukit dengan lancar saya taklukan. Namun tidak untuk bukit
selanjutnya, entah bukit keberapa sudah tidak konsen untuk menghitung, yang
terasa hanya keringat yang terus bercucuran.
Keringat
semakin deras, tenaga mulai terkuras. Ternyata inilah yang dikatakan 7 bukit
penyesalan.. mau turun tapi sudah jauh, mau naik tapi sudah lelah. Definisi 7
bukit penyesalan versi saya saat itu yang nyaris tidak kuat lagi untuk
melanjutkan perjalanan.
Duduk
sebentar di sebuah batu besar, tanpa sadar Saya menangis. Falah dan Arya
langsung mendekati saya dan bertanya apa yang terjadi.
“
Kayanya gue gak kuat deh, sumpah kaki gue udah sakit banget”
Ucap saya
ke Falah yang waktu itu tepat berada di samping saya. Falah yang tahu bahwa
saya mengalami sakit dibagian kaki kanan, langsung mengecek apa yang membuat
sakit. Arya berdiri di depan Saya untuk memberikan botol minum dan cokelat
(coki-coki).
Terharu!
Perjalanan
ini memang mengharukan bagi kami, seketika membuat kami saling mengerti satu
sama lain. Sekitar 15 menit kami beristirahat di batu besar tersebut sebari
memulihkan tenaga saya.
Saya melihat
pemandangan di sekitar saya, hamparan bukit, awan putih, udara yang mulai
dingin karena sebentar lagi senja mulai ingin menampakkan wajahnya, serta dua
teman yang setia menunggu hingga kondisi saya membaik, membuat saya sangat
bersyukur saat itu. Kalimat pujian kepada sang pencipta terus terlantunkan
dalam hati.
Terima
kasih tuhan… Alhamdulillah….
Sebenarnya
bisa saja kami bermalam di sekitar area itu, namun tenda serta logistik kami
sudah dibawa oleh Bapak Porter yang mungkin saja sudah sampai sejak tadi.
Setelah
Arya memastikan kami siap untuk melanjutkan perjalanan, Falah memimpin
perjalanan dengan berjalan didepan disusul dengan saya dan Arya sebagai swiper.
Sampailah
kami di Pelawangan Sembalun. Bahagia, terharu, takjub, ahhhh…. Entahlah
bagaimana lagi menyampaikan perasaan bahagia ini. Sesampainya di pelawanan
sembalun kami disajikan pemadangan gili yang terlihat dari atas dan lambaian
tangan dari Gunung Agung yang diselimuti awan tipis. Sempurna! Rinjani, kamu
memang sempurna!
Padahal tadi habis nangis, masih aja bisa nyenyir wkwkwk |
Bersambung (Part II)
Pingin banget deh bisa ke Lombok suatu saat.
BalasHapusselalu penasaran seperti apa naik gunung. maklum fisik ga kuatan buat manjat, hehe.
BalasHapusrasanya pasti puas dan bangga yaa kalo udah di atas dan liat pemandangan indah
One of my bucket list nih mba untuk bisa ke rinjani hiks hiks semoga segera terlaksana ;) thanks for sharring anw
BalasHapusya ampyuun, masyaAllah keren banget bisa menjinakkan rinjani mbaa...
BalasHapusHmm . kemana aja ya aku zaman muda doeloe...:D
Alhamdulillah yaa mba akhirnya bisa ke Rinjani, ngga mudah pastinya. Aku dulu Honeymoon sampai kaki Gunung aja selain Karena ga Ada persiapan juga Naik hehe
BalasHapusKereeen, sesuatu yg saya idam2kan tapi sukar direalisasikan adalah pergi ke puncak gunung
BalasHapusWah seru nggak ceritanya bisa mendaki ke Rinjani
BalasHapusbener banget Kak kesetiaan seseorang itu bisa dilihat ketika mendaki karena orang tersebut tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tapi juga teman seperjalanan nya
Rinjani memang memesona ya. Perjalanan Dan perjuangan muncak keatas bener2 worth it. Fotonya kerenn
BalasHapusRinjani memang keren banget, sampe sekarang masih jadi impian aku mw kesana yang belum terealisasi..
BalasHapusWih seru banget kak, yang awalnya nggak kenal akhirnya sekarang udah kayak keluarga yaah hehe. Ditunggu cerita selanjutnya yaa kak :)
BalasHapusLombok, pulau 1000 masjid mashaMasha baru tau Saya julukan itu. Memang nikmat Tuhan Yang mana lagi Yang Kau dustakan. Sunggah Allah maha baik ya.
BalasHapusYa ampun bagusss banget sih mbaaaa aku langsung mupeng pengen kesini juga. Dan ngakak nasib kangpoto kalo d fotoin hasilnya yagitu deh ahahah
BalasHapushiks daku terenyuh karena belum bisa naik ke puncak gunung seperti itu.. Tapi fotonya bisa mengobati dan bikin semangat
BalasHapus